Selasa, 01 Juli 2014

SUMBER DAYA ALAM KABUPATEN BATANG

PENGGOLONGAN SUMBER DAYA ALAM DI KABUPATEN BATANG
Bahan galian tambang di Kabupaten Batang tersebar mulai dari daerah perbukitan di sebelah selatan sampai pada daerah pantai sebelah utara. Bahan galian yang dimaksud digolongkan berdasarkan pada sifat fisik, sifat kimia dan kegunaan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1980 tentang penggolongan bahan galian, secara umum bahan galian digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
1.      Golongan A ( bahan tambang strategis ), didasarkan pada sifat strategis dalam arti strategis untuk pertahanan atau keamanan negara atau strategis untuk menjamin perekonomian negara. Seperti : minyak bumi, batu bara, uranium, timah dan sebagainya.
2.      Golongan B (vital ), sifat vital ini dalam arti dapat menjamin hidup orang banyak, seperti : besi, emas, tembaga, platina, perak dan sebagainya.
3.      Golongan C , dianggap tidak langsung mempengaruhi hajat hidup orang banyak, baik karena sifatnya maupun karena jumlah atau volume bahan galian tersebut, seperti : phosphate, asbes, batu permata, trass, batu kapur, batu marmer, andesit dan sebagainya.

Potensi galian tambang
Di wilayah Kabupaten Batang memiliki potensi berbagai jenis bahan galian Golongan C antara lain tanah liat, tanah urug, trass, andesit, andesit pasir, sirtu dan yang termasuk bahan galian Golongan B yaitu pasir besi.
a.       Tanah liat
Bahan galian tanah liat berupa lempung merah dan lempung coklat, merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan-batuan vulkanik, dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat batu bata merah oleh penduduk setempat.
b.      Tanah urug
Tanah urug merupakan tanah hasil pelapukan batuan dasar dan menjadi tanah dengan bagian-bagian tertentu masih dijumpai batuan asalnya yang berukuran kerikil sampai kerakal ( 2 m-22 mm ) berwarna coklat agak kekuningan.

c.       Trass
Trass merupakan bahan hasil lapukan material vulkanik yang termasuk bahan pozolan yaitu bahan yang mengandung cukup banyak bahan silikat amorf yang dapat larut dalam air.
d.      Andesit batu
Bahan galian jenis batuan banyak dijumpai di sebagian endapan sungai juga dapat dijumpai pada daerah perbukitan. Batuan andesit yang ada di perbukitan oleh masyarakat setempat disebut sebagai batu gunung dan sebagian diolah menjadi batu pecah untuk perkerasan jalan ataupun untuk pondasi rumah.
e.       Andesit pasir
Deposit andesit pasir berasal dari aktivitas gunung perahu, secara umum menunjukkan sifat fisik berwarna abu-abu kehitaman.
f.       Sirtu
Potensi bahan galian sirtu pasir dan batu kali di wilayah Kabupaten Batang dijumpai dalam jumlah cukup banyak di wilayah bagian selatan Kabupaten Batang.
g.      Pasir besi
Pasir besi secara geologi merupakan hasil rombakan batuan vulkanik di daerah Batang Selatan dan ditransportasikan oleh aliran sungai. Lokasi didapatkannya pasir besi yaitu di tepi Pantai Batang salah satunya di Pantai Ujungnegoro.
Kegiatan Eksploitasi Bahan Tambang
            Eksploitasi bahan galian adalah segala penyelidikan geologi dan pertambangan untuk menetapkan lebih teliti atau seksama adanya dan sifat letakan bahan galian. Usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkanya.
Pengertian pengolahan dan pemurnian adalah pekerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfaatkan dan memperoleh unsur-unsur yang terdapat pada bahan galian tersebut.

Analisa Sumber Daya Mineral
Analisa Sumberdaya Mineral
Tahap analisa data sumber daya mineral ini ditekankan pada inventarisasi sumberdaya mineral bahan galian golongan C Cadangan terukur, cadangan terindikasi, cadangan tereka, cadangan hipotetik dan lokasi sumberdaya mineral itu berada serta pemanfaatan bahan galian golongan C.
Neraca Sumberdaya Mineral
1.      Potensi sumberdaya mineral di kabupaten Batang sesuai dengan hasil penelitian studi kelayakan potensi pertambangan kabupaten Batang tahun 2002.
2.      Nilai/volume eksploitasi sumberdaya mineral di kabupaten Batang diukur berdasarkan potensi sumberdaya mineral berdasarkan hasil penelitian studi kelayakan potensi pertambangan kabupaten Batang tahun 2002.
3.      Perhitungan nilai ekonomi sumberdaya mineral yaitu dari cadangan akhir setelah dikoreksi berdasarkan nilai kepercayaannya kemudian dikalikan dengan harga setiap komoditi yang berlaku.


MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOGI




                                                             SIKLUS HIDROLOGI
Sebagian besar air terdapat di lautan, danau, sungai, dalam tanah (air tanah), dan organism, air tersebut mengalami penguapan yaitu dalam proses yang dinamakan evaporasi dan transpirasi (evapotranspirasi), uap tersebut bergerak ke atas karena dibawa oleh angin hingga pada titik tertentu mengalami kondensasi (menjadi titik-titik air karena uap bercampur dengan partikel debu mikroskopik), ketika titik-titik air tersebut jenuh (udara tidak mampu lagi menahan) akan jatuh sebagai hujan (presipitasi).
Macam-macam Siklus Hidrologi
  • Siklu pendek, dalam siklus ini hanya terdapat tiga unsure didalamnya yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Hujan yang terjadi disini langsung turun di laut.
  • Siklus sedang, unsure yang terdapat dalam siklus ini adalah evapotranspirasi, kondensasi, presipitasi, surface flow, run off, infiltrasi, dan perkolasi. Hujan yang terjadi jatuh dipermukaan tanah yang sebagian menjadi surface flow (aliran permukaan), run off, dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan perkolasi.
  • Siklus panjang yaitu terjadi evapotranspirasi, kondensasi, presipitasi (hujan air taupun salju), akumulasi salju butuh waktu beberapa lama untuk mencair yang akan mengalami beberapa proses sebelum kembali ke laut.
                                                                             
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
  • Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
  • Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
  • Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.